Thursday, 17 November 2011

MOMENTUM REUNI BLINK-182

Oleh EVO HENDR
J
APEMETHE

Oleh Evo Hendry17 Nov 2011 09.14 WIB



LAS VEGAS, NV - OCTOBER 07: Blink-182 singer/bassist Mark Hoppus (L) and drummer Travis Barker perform at the Red …
Butuh kematian sang produser serta satu kecelakaan pesawat bagi Blink-182 untuk reuni. Dua kejadian berturut-turut pada tahun 2008 itu membuat band punk yang sudah enam tahun vakum ini kembali meluncurkan album.

“Neighborhoods” adalah album studio Blink-182 yang keenam, mungkin yang paling bersejarah dan bernilai sentimental paling tinggi. Tiga anggota band hampir tak saling bicara—ditambah konflik hebat antara gitaris Tom DeLonge dan penggebuk drum Travis Barker. Kecelakaan pesawat yang hampir membunuh Travis pada 19 September 2008 melunakkan hati seluruh anggota band, dan sejak kejadian itu mereka aktif meneruskan karier musik yang sudah mencapai rentang 19 tahun.

Lalu, ada apa di dalam album baru in?

Secara umum, cuma ada sedikit perubahan dari transformasi Blink-182 selama bertahun-tahun. “Neighborhoods” adalah cara mereka melakukan pemanasan untuk kembali sebagai entitas Blink-182. Oleh karena itu, album ini adalah hibrida antara keceriaan irama di album “Enema of the State” (1999) dan eksperimen serius di album “Blink-182” (2003).

Namun dari departemen lirik, interpretasi lagu-lagu mereka kali ini cukup gelap dan dalam, mulai dari memori masa lalu yang pedih (“Ghost on the Dancefloor”) atau tentang alienasi (“Natives”). Single pertama yang dirilis dari album ini (“Up All Night”) adalah lagu yang berisikan lirik renungan yang introspektif.

Dari segi tata suara, Blink-182 kini tak hanya mengandalkan power chord dan irama cepat. Dalam banyak lagu mereka menyelipkan melodi yang aneh dan gelap (“Snake Charmer”, “Fighting the Gravity”).

Dan satu lagi: pukulan drum Travis Barker ternyata tetap punya ketukan aneh dan juga kuat dalam waktu bersamaan—walaupun kecelakaan pesawat pada tahun 2008 telah membedah tubuhnya belasan kali. Dengarkan “Hearts All Gone” untuk kemajuan kemampuan bermusik mereka, terutama gebukan beduk Inggris milik Travis.

Di Indonesia, “Neighborhoods” berisi 14 lagu dengan irama yang menyenangkan, namun dengan aura lirik yang cukup gelap. Blink-182 bisa berpuas diri dengan pencapaian ini, terutama sebagai momentum reuni mereka. Album ini menunjukkan bahwa mereka memilih menjadi lebih dewasa.

Namun “Neighbordhoods” memang bukan (atau belum) menjadi album terbaik dari Blink-182. Mereka mungkin akan terus bertransformasi di masa depan.

Setidaknya, album “Neighborhoods” bisa kita anggap sebagai puncak perayaan berkumpulnya kembali teman lama. Ini adalah karya seni yang melambangkan persahabatan yang tersambung kembali.

Berikan komentar... Pedoman Mengirim Komentar
your avatar


Kirim Sebagai

13 komentar


No comments:

Post a Comment