Saturday, 10 September 2011

Bahasa Walikan Jogja

Bahasa Walikan Jogja
Pernah denger percakapan atau tulisan kek gini, “Piye kabare socomu sing pahin kae, Dab?”. Atau pernah dengar orang memaki, “pabu sacilad!” hingga nama merek kaos oblong khas Jogja, Dagadu?
Buat temen-temen di Jogja, bahasa tersebut mungkin familiar, bahkan sering digunakan pada percakapan sehari-hari. Tapi kadang temen-temen di luar Jogja kurang paham dengan arti kata tersebut.
Kalo kita mengenal bahasa gawul abege yang bahkan sampe ada kamusnya yang konon diambil dari bahasa gaulnya kaum transexsual, ada juga bahasa gaul yang muncul di daerah-daerah tertentu. Contohnya ada bahasa kiwalan kera ngalam dan tentu saja bahasa walikan Jogja, walau sebenernya setiap daerah punya bahasa slangnya masing-masing.
Saya cuma mo ngebahas bahasa walikan khas Jogja saja. Mungkin sudah banyak blog yang membahasnya, saya cuma menambahkan dan menceritakan ulang saja. Semoga bisa berguna, terutama kalo temen-temen sedang berada di Jogja dan mendengar bahasa macam ini. :)
Ndak ada yang tahu kapan pastinya kemunculan bahasa walikan Jogja ini. Konon bahasa semacam ini sudah digunakan sejak jaman perang kemerdekaan. Tujuan awalnya tak lain dan tak bukan adalah untuk berkomunikasi dengan kawan tanpa diketahui oleh musuh (Belanda).
Penggunaan bahasa ini lama-lama bergeser. Banyak anak muda yang mulai menggunakannya untuk bahasa percakapan. Apalagi sejak tahun 1994, penggunaan bahasa prokem ini semakin memasyarakat sejak munculnya kaos Dagadu yang diprakarsai oleh mahasiswa Arsitektur UGM ini.
Lalu pertanyaannya kemudian, kok bisa? Kata “matamu” jadi “dagadu”? Gimana caranya? :-/
Gampang. Kata-kata tersebut ada polanya. Dasarnya adalah penggunaan aksara Jawa. Masih ingat, anak-anak? :->
Aksara Jawa
Baris nomer 1 diganti konsonannya dengan baris nomer 3. Baris nomer 2 diganti konsonannya dengan baris nomer 4. Baris nomer 3 diganti dengan baris nomer 1. Dan terakhir baris nomer 4 diganti dengan baris nomer 2. Sedangkan huruf vokal (a, i, u, e, o) disamakan dengan huruf HA. Bingung?
Rumus Bahasa Walikan Jogja
Nah, karena hurufnya yang dibolak-balik inilah bahasa ini disebut dengan bahasa walikan alias bahasa kebalikan. ;)
Baik, mari kita coba. Dari contoh sebelumnya, kata-kata yang dicetak tebal itu berarti:
  • SOCO = BOJO (pasangan)
  • PAHIN = APIK (bagus, cantik)
  • DAB = MAS (sapaan)
Tetapi dalam penggunaan dan pengucapannya, kata yang digunakan sering tidak baku seperti kata yang dihasilkan oleh rumus tersebut. Beberapa kata harus dimodifikasi supaya enak diucapkan dan didengarkan. Contohnya kata “pahin” di atas. Kata ini berasal dari kata “apik” (“hapik”) yang kalo menurut rumus, harusnya menjadi “pahiny”. Tetapi dalam keseharian sering diucapkan sebagai “pahin”. :D
Nah? Males mengutak-atik dan mengingat-ingat rumusnya? Saya menemukan sebuah tools menarik. Tools ini berfungsi untuk mengkonversi kata menjadi kata walikan dan sebaliknya, kata walikan dijadikan kata aslinya. Tools itu ada di alamat ini: http://java.sandalian.com/.
Kata-kata yang ditranslasikan umumnya kata-kata dalam bahasa Jawa. Memang kata-kata tersebut lebih enak kalo diucapkan dalam kalimat berbahasa Jawa dan banyak digunakan ketika kita berkomunikasi dengan bahasa Jawa. Kalo pake bahasa Indonesia kok kesannya jadi agak kaku gitu sih. :D
Untuk latihan, sekarang coba artikan kalimat berikut:
Saya kemarin pergi naik dosing-nya sahan-ku mengantar pisu-ku terus dikejar hongib. Saya lalu bilang ke hongib, tenang, dab! Jape methe!
Yang bisa menjawab akan mendapat hadiah menarik, yaitu menarik becak! =))
Bengadag dedhjosa! ;)
Give comments Share it on
Related Articles

JOGJA HIP HOP FOUNDATION

Written by Evo Japemethe, 11 september 2011
Indonesia patut bangga dengan hadirnya Jogja Hip Hop Foundation (JFH). Jerih payah mereka dalam mempopulerkan rap dalam bahasa Jawa telah membuahkan hasil yaitu dengan pembuktian mereka konser di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Selain itu, mereka juga telah meluncurkan film dokumenter HIPHOPDININGRAT yang mendapat sambutan baik dari banyak orang. Inilah hasil obrolan FREE! bersama Marzuki Mohammad, salah satu pendiri JHF.  // Text by KiLLa . Photo by Moty

Bagaimana awal terbentuknya Jogja Hip Hop Foundation?

Aku bukan pioneer hip hop Jawa, ada teman-teman G-Tribe (1995) yang kemudian bubar, lahir kembali menjadi Kaludra, kemudian Rotra hingga sekarang. Setelah itu ada grup Jahanam (2002). Aku mengenal mereka sejak dulu, waktu itu aku masih bekerja di seni rupa dan electronic music. Tahun 2003 aku melihat aktivitas mereka agak lesu, akhirnya aku mendirikan JHF. Waktu itu aku belum nge-rap, hanya ingin membantu memproduseri dan mempromosikan mereka (java hip hop) melalui jalur yang aku pikir bisa dikerjakan dan ditempuh bersama. Sejak awal  aku hanya concern terhadap java hip hop, meskipun dalam beberapa proyek kreatif melibatkan berbagai macam crew hip hop di kota Jogja, termasuk yang berbahasa Indonesia atau Inggris. Aku baru mulai ikut ngerap tahun 2004, kemudian meninggalkan seni rupa dan electronic music.

Kenapa dinamakan Jogja Hip Hop Foundation?
Tidak ada alasan yang rumit sih, itu aku pilih karena spirit awalnya memang untuk empowerment, apa sih yang bisa kita kerjakan bersama melalui hip hop? Awalnya JHF adalah ruang tanpa tembok yang setiap orang bebas keluar masuk. Dia adalah wadah yang diciptakan untuk kita berproses dan berbagi. Namun pada akhirnya secara natural akan terseleksi juga siapa yang paling konsisten yaitu Ki Jarot, akronim dari Kill the DJ, Jahanam dan Rotra.

Siapa saja yang ada di Jogja Hiphop Foundation?
Marzuki Mohammad, Anto Gantas, Lukman, Balands dan M2MX.
Ceritakan tentang film dokumenter Hiphopdiningrat!
Aku bukan film maker meskipun berteman dengan banyak orang yang bekerja di dunia itu. Tapi secara pribadi, memang maniak melakukan pendokumentasian dan pengarsipan terhadap apa saja yang aku kerjakan. Sejak awal mendirikan JHF selalu berusaha sebaik-baiknya untuk mendokumentasikan semua peristiwa. Setalah 9 tahun, tumpukan arsip ini mau diapakan? Bisa jadi apa saja sebenarnya, tapi kalau jadi film documenter akan lebih menarik, akan menjadi wakil kita dimanapun untuk mempresentasikan diri kita. Juga akan menjadi catatan yang abadi dan bisa diakses oleh khalayak, sebuah penanda jaman.

Berapa lama kalian mengerjakan Hiphopdiningrat?
Dibutuhkan energi yang banyak untuk menyelesaikan Hiphopdiningrat, hampir dua tahun. Tapi akhirnya hasilnya memuaskan juga.

Ada pengalaman seru selama kalian konser di Amerika?
Seru banget!!! Karena konser di New York adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Lagian kita diundang dan pentas ekslusif, bukan dalam rangka atau diundang oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di sana. Seru juga karena kita seperti orang dari kampung yang mendadak dipindahkan di sebuah dunia yang sangat kosmopolit bernama New York. Waktu kita bikin video klip di Time Square dengan segala tingkah polah kita juga jadi tontonan publik. Menghadiri block party di Bronx juga sangat special.

Bagaimana animo penonton di Amerika melihat aksi kalian?
Waktu itu kita pentas di sebuah auditorium dengan kapasitas 300 penonton. Kebanyakan penonton adalah produser, direktur festival, jurnalis dan peneliti. Sebenarnya kita pentas dimana pun akan sama saja. Yang paling penting kita memberikan energi yang jujur diatas panggung setelah itu terserah penontonnya mau gimana, tapi waktu itu sambutannya luar biasa dan kita puas. Dan yang lebih penting juga penonton juga puas menikmatinya, buktinya setelah pentas banyak tawaran untuk berbagai proyek di Amerika, hingga kini yang sudah pasti, kita akan tur 10 kota tahun 2012 di US.

Bagaimana perasaan kalian melihat banyak orang yg menikmati lagu kalian walapun tidak mengerti bahasa Jawa?
Kami percaya bahwa energi seni budaya mampu membangun komunikasi dan kesepahaman yang lebih mutualis. Apa yang kami kerjakan bukan sekedar produk yang diciptakan, tapi realitas, laku tidak laku akan terus seperti ini, bukan sekedar produk yang jika tidak laku di pasaran akan dibubarkan.

Bagaimana perkembangan musik Hip Hop di Jogjakarta sekarang ini?
Di periode di mana hip hop di pasar musik Indonesia tidak laku pun di Jogja tetap ramai, mungkin karena bahasa Jawa dan relasinya dengan tradisi juga sangat kental. Sekarang tambah ramai lagi, bahkan lagu kita 'Jogja Istimewa' sudah menjadi lagu rakyat yang dinyanyikan dalam acara-acara penting.

Next project?
Sedang dalam persiapan shooting product campaign untuk international brand yang sangat popular, tidak perlu disebutkan namanya, biar surprise.
Karena FREE! Magazine kali ini temanya 'Love Indonesia', apa yang kalian cintai dari Indonesia?
Banyak hal, tapi yang pasti bukan korupsinya.

Apa arti Indonesia bagi kalian?

Kebhinekaan yang menakjubkan. Semoga kita mampu merawatnya.
Apa yg kalian harapkan terhadap anak-anak muda Indonesia sekarang ini?
Yang muda, yang rukun, yang membangun dan yang akan memetik hasilnya.

Friday, 2 September 2011

Awal terbentuknya BLINK-182

Blink-182 terbentuk tahun 1992 di Powai California.Dengan perantara kakaknya Mark berkenalan dengan Tom Delonge(guitarist) mereka kemudian mulai bikin lagu tapi belum punya Drumer,maka bergabunglah Scott Rainor.So dinamailah Blink.
Tom(16 thn),Mark(19 thn),Scott(17 thn).Rekaman mereka Flyswatter kualitasnya ancur bgt coz direkam dikamar Tom cuma pake tape recorder.Album ini cuma 4 lagu/50 copy terus diberikan sm Teman/Pacar/Family saja.
Tahun 1993 dengan filter record merilis demo yang berjudul "Buddha" sebanyak 1000 copy.Awal 1994 menanda tangani contract dengan Cargo Record mereka merekam debut album penuhnya Cheshire Cat dalam 3 hari saja.Beberapa isi albumnya versi baru lagu Strings n Carausel.
Tahun 1996 mereka menanda tangani contract dengan MCA yang kemudian berubah nama jadi Geffen Record.Setelah pindah ke Encinitas California mereka merekam album Dude Runch pada tahun  1996.Dengan di produseri Mark Trombino album ini trbilang succes terjual 4 juta copy.Single mereka Dammite berjaya di US Modern Rock Charts.
Tour resmi mereka/tour pertama dihiasi kejadian yang gx enak Scott Rainor dikeluarkan  karena Drug n Alchohol.Lagu Man Overboard itu sebenarnya alasan kenapa mereka nge-kick Scott Raynor.
Ketika kebingungan mencari pengganti Scott Raynor,ketika  itu Blink 182 tour dengan band pembuka namanya The Aquabats.Mungkin emang dah jodoh,tahu Blink 182 gx punya Drumer,dengan cuex bebek n wajah sok imut-imut si Drumer The Aquabats pe-dhe aja nawarin diri ngisi posisi Scott Raynor.Anehnya ketika dicoba ehhhhh ternyata bisa menguasai lagu-lagu Blink-182 dalam waktu singkat.
Anda tahu spa dia??????Drumer itu tak lain n tak bukan adalah mas Travis Barker,akhirnya Travis Barker bergabung dengan Blink-182(Mark Hoppus/Tom delonge/Travis Barker)